Reengineering Sumber Daya Manusia
Reenginering Sumber Daya Manusia ialah metode perusahaan melaksanakan rekayasa ulang yang berkaitan dengan proses bisnis. proses SDM kerap jadi sasaran utama rekayasa (Reengineering) guna tingkatkan efisiensi Biaya, layanan kepada konsumen serta daya saing. Reenginering ialah sebutan yang digunakan untuk mengacu pada pergantian organisasi dalam cakupan yang luas, meliputi downsizing, delayering, restrukturisasi serta revisi proses (Young & Brockbank, 1994).
Pergantian tersebut hendak berjalan baik bila sumber daya manusia dirubah terlebih dulu untuk menunjang tujuan tsb, sehingga timbullah sebutan reengineering SDM. Jadi sasaran dari reengineering SDM berkaitan dengan efisiensi biaya, kenaikan pelayanan kepada pelanggan serta daya saing usaha.
Apa yang di maksud dengan Reengineering
Hammer serta Champy mendefinisikan reengineering selaku pemikiran ulang dan fundamental serta perancangan ulang secara radikal atas proses-proses bisnis untuk memperoleh revisi dramatis dalam hal- hal ukuran- ukuran kinerja yang berarti serta kontemporer, semacam biaya, mutu, pelayanan, serta kecepatan.
Fundamental
Dalam melakukan reengineering pelakon bisnis wajib menanyakan pertanyaan- pertanyaan yang sangat mendasar (fundamental) tentang perusahaan mereka serta gimana operasinya. Pertanyaan- pertanyaan fundamental ini memforsir pelakon bisnis untuk memandang aturan- aturan tidak tertulis serta asumsi- asumsi mendasar metode mereka melaksanakan bisnis.
Radikal
Berasal dari bahasa latin Radix yang berarti pangkal. Merancang ulang secara radikal, berarti mulai dari pangkal kasus. bukannya membuat perubahan- perubahan yang superspesial ataupun berkutat dengan apa yang telah terdapat, hendak namun melontarkan jauh- jauh yang lama. Reengineering diperuntukan dengan kegiatan tentang mencipta ulang bisnis, bukan tingkatkan bisnis, menguatkan bisnis ataupun memodifikasi bisnis.
Dramatis
Reengineering tidaklah upaya menggapai kenaikan secara marjinal ataupun incremental namun menggapai sesuatu lompatan besar (quantum leaps) dalam perihal kinerja perusahaan.
Proses
Selaku pelakon bisnis tidak berorientasi terhadap proses, mereka memusatkan atensi pada tugas- tugas, pekerjaan, orang- orang, struktur dsb.
Reengineering ialah temuan pendekatan- pendekatan baru untuk memproses struktur kerja yang berbeda dari pendekatan pada era- era lebih dahulu. jadi reengineering merupakan lompatan besar (quantum leap) dalam perihal kinerja yang ialah penyempurnaan seratus persen apalagi 10 kali lipatnya yang bisa terjalin dari proses- proses serta struktur- struktur kerja yang betul- betul baru, sehingga ialah pedoman yang tentu untuk menghasilkan sesuatu wujud baru perusahaan untuk dunia bisnis baru. (Hammer&Champy, 1995).
Mengapa Perlu Reengineering SDM
Tiap organisasi tercipta dari 3 pilar utama ialah proses, sumber daya manusia serta teknologi. Dalam mendesain serangkaian proses, ketiga elemen tersebut wajib dipadukan cocok dengan kebutuhan pasar ataupun pelanggan. Perlu dicermati sumber daya manusia yang hendak mengoperasikan proses tersebut, teknologi pula digunakan untuk menunjang proses paling utama teknologi data.
Teknologi memainkan kedudukan utama bersama dengan proses serta sumber daya manusia, untuk kesuksesan reengineering. ketiga elemen tersebut wajib secara efisien dipadukan untuk melaksanakan strategi bisnis.
Bersumber pada riset Yeung serta Brockbank (1994) terhadap 160 eksekutif perusahaan besar di California menampilkan ada 3 aspek utama yang mendesak dicoba reengineering ialah: pengurangan biaya, tingkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, serta pergantian budaya perusahaan.
Hasil riset menampilkan kalau aspek pengurangan biaya ialah yang terutama ialah 79% dari jawaban responden, urutan kedua untuk tingkatkan pelayanan (76%) sebaliknya urutan ketiga merubah budaya perusahaan yang bertujuan kurangi birokrasi serta pemberdayaan karyawan (70%).
Dengan reengineering SDM diharapkan sehabis layanan SDM yang berarti serta teratur terencana dan terstandarisasi dengan memakai teknologi data, hingga fungsi- fungsi SDM bisa dibebaskan dari standar serta arah tersebut guna lebih memfokuskan pada aktivitas- aktivitas SDM yang bernilai tambah besar (Yeung&Brockbank, 1994).
Untuk menunjang reengineering SDM perusahaan pula perlu melaksanakan restrukturisasi manajemen (management restructuring) ialah upaya penyusunan kembali sistem manajemen perusahaan supaya perusahaan sanggup penuhi kriteria world class company. strategi yang dicoba lewat restrukturisasi:
1. Dewan direktur ataupun CEO ialah membetulkan sistem manajemen perusahaan dengan metode membetulkan mutu pengambilan keputusan. mekanisme ini digunakan dengan mengubah para pengambil keputusan ialah memilah pimpinan puncak yang memiliki visi serta leadership.
2. Restrukturisasi budaya
perusahaan (corporate Culture Restructuring) melaksanakan pergantian budaya
perusahaan untuk tingkatkan kinerja perusahaan. tahapan yang dicoba
menginventarisir budaya yang sudah terdapat setelah itu mengevaluasi budaya
tersebut cocok dengan kebutuhan. bila budaya tersebut tidak menunjang hingga
wajib diambil budaya dari luar yang bisa diaplikasikan, setelah itu
diasosialisasikan kepada segala anggota perusahaan.
3. Business Process Re- Engineering ialah gimana perusahaan membetulkan proses pembedahan perusahaan yang mempunyai fokus kepada kecepatan pelayanan, keakuratan pelayanan, kehandalan produk serta jasa, penghematan proses dalam mekanisme kontrol yang efisien. Untuk mengimplementasikan business process Re- Engineering perlu didukung pemakaian teknologi data. (Syakhroza. A serta Jebarus. F, 1998). Tidak hanya restrukturisasi manajemen pula perlu melaksanakan restrukturisasi organisasi (Organization Restrukturing) ialah upaya tingkatkan proses pengambilan keputusan ataupun memangkas birokrasi serta upaya yang membiasakan kebutuhan karyawan cocok dengan keadaan maksimal. bisa dicoba dengan Strategi:
- Delayering dimaksudkan untuk mengurangi mata rantai birokrasi dalam perusahaan yang kerap disebut Verical Approach. Strategi ini bisa dicoba dengan pembuatan kelompok kerja (teamwork).
- Downsizing: Upaya memperkecil besaran perusahaan lewat penggabungan sebagian fungsi perusahaan yang kerap disebut horozontal approach. Downsizing dicoba dengan pengurangan jumlah karyawan, kadangkala jumlah unit pembedahan, tetapi dengan ataupun tanpa mengganti komposisi bisnis dalam portofolio perusahaan. pendekatan ini mensyaratkan pemutusan ikatan kerja serta pula kurangi jumlah jenjang hirarki organisasi.