Ciri-Ciri Manajemen Puncak yang Berhasil
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah hal yang ingin diraih bagi seluruh manajer. Namun bagaimana tolok ukur yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi bagaimana ciri dari manajemen puncak yang berhasil?
Berikut cara mengidentifikasi Manajemen Puncak yang berhasil melalui beberapa Ciri-Cirinya sebagai berikut :
Menurut Bennis serta Nanus (1985) paling tidak seseorang manajer yang sukses wajib mempunyai 4 (empat) berbagai keterampilan (riset dilakukan terhadap 90 pemimpin yang kesemuanya merupakan manajer puncak/chief executive officer (CEO):
1. Attention through vision.
Pemimpin wajib memiliki suatu Visi ataupun bayangan usaha mereka di masa depan. Lewat bayangan ini mereka didesak guna memperoleh hasil.
Bennis serta Nanus berkata: "The visions the various leaders conveyed seemed to bring about a confidence on the part of the employees, a confidence that instilled in them a belief that they were capable of performing the necessary acts"
Yang dimana berarti : "Visi dari berbagai pemimpin dapat dikatakan memberikan rasa percaya diri pada beberapa bagian-bagian karyawan, rasa percaya diri yang ditanamkan kepada mereka adalah sebuah keyakinan bahwa mereka mampu dalam mengerjakan hal yang penting"
2. Meaning throught communication.
Bayangan masa depan usaha dari pemimpin wajib bisa dikomunikasikan oleh pemimpin kepada bawahannya. Komunikasi ini sangat jelas serta rinci
3. Trust throught positioning
Bila visi sudah dikomunikasikan, hingga visi butuh diimplementasikan. positioning ialah fitur aksi yang dibutuhkan buat mengimplementasikan visi dari pemimpin. Lewat penetapan perannya, kepemimpinan memntapkan keyakinan. buat memperoleh keyakinan dari para pengikutnya pemimpin wajib berprilaku tidak berubah- ubah serta senantiasa terletak pada jalan yang sudah disepakati.
4. The Deployment of self throught positive self- regard and through the Wallenda aspect.
Aspek utama dari pemimpin yang sukses merupakan ekspansi kreatif dari diri, yang bisa dicoba dengan menghargai diri secara positif. Bagi Bennis serta Nanus menghargai diri secara positif bukan ialah pemusatan pada diri yang egoistik, melainkan terdiri dari 3 komponen utama ialah: pengetahuan tentang kekuatan- kekuatannya; keahlian buat menjaga serta meningkatkan kekuatan- kekuatan tersebut; Keahlian buat secara tajam bisa memandang perbandingan kekuatan- kekuatan serta kelemahan- kelemahannya dengan kebutuhan- kebutuhan organisasi.
Ekspansi diri memalui aspek walenda ini pada hakikatnya berarti kalau dalam melaksanakan bermacam berbagai perihal kita wajib memusatkan atensi pada apa yang hendak dicoba serta tidak memikirkan tentang mungkin hendak kegagalan.
Karl Walenda merupakan seseorang akrobat yang berjalan diatas tali yang bisa saja wafat tiap dikala kala dia berjalan diatas tali pada ketinggian tertentu. dia tidak sempat memikirkan sebuah kegagalan. Pada tahun 1978 dia terjatuh serta wafat. istrinya ingat kalau pada hari itu buat awal kali Wallenda berpikir tentang kegagalan. Warnanya dia mencurahkan segala tenaganya pada usaha buat tidak jatuh serta bukan buat berjalan di atas tali.